Asuransi Syariah

Asuransi Prudential - Asuransi Syariah

  • #
  • #
  • #
  • #

Pilih Investasi di Emas (gold) atau Asuransi?

Penulis : Pada Hari : Saturday 26 September 2015 | Jam : 15:57
Berikut adalah postingan status dari sebuah grup wirausaha yg dikelola oleh Pak Saptuari dengan akun facebook Satuari Sugiarto Full II. Saya tidak ada maksud apapun kecuali hanya ingin berbagi dan sedikit menganalisa dari tulisan Bapak Saptuari.
Dibawah Pak Saptuari membahas ikut Asuransi atau investasi Emas?
Coba kita simak dulu..

 ASSSSSUURANSI...!!
"Kok SSSS nya banyak mas? Mau misuh ya?"
"Enggaaaak kok.. Biar manteb aja bagi pembacanya, GUBRAK sama GUBRAAKKK!! kan manteb yang K-nya banyak, berasa gimanaaa gituuh! Senut senut sedep deh.. Hehe..
Tahun 2007 lalu, seorang agen asuransi merayu saya dengan jurus maut.
"Murah kok ini mas, sebulan mas Saptu hanya menyisihkan 500 ribu saja selama 5 tahun, nanti kalo mas Saptu meninggal dapat uang 150 juta, gimana mas?"
"Eh uangnya 150 juta buat kamu aja deh, alamatmu dimana mbak? Nanti aku layat deh.."
"Iiih.. Mas Saptu ini, bener lah mas, 500 ribu kan gak terasa mas tiap bulan, nanti kalo pensiun mas Saptu dapat dana pensiun 180 juta, kalo investasi bagus bisa dapat 1,5 milyarrrrr. Ikut ya mas.. Ikut ya mas.. Ikut ya mas.." agen ini begitu bersemangat, wajahnya terus berharap agar tembus targetnya bulan ini.
mmmm... Yowis saya tandatangan, urek urek urek! Tiap bulan saya mbayar 500 ribu selama 5 tahun, awal tahun 2012 lunas, total yang saya setor 30 juta. Dah saya gak pernah berharap dapat 150 juta tapi habis itu dikubur gak sempet lihat duitnya. Hehe..
"Ya Allah saya milih panjang umur saja biar bisa nebar manfaat sebanyak-banyaknya.."
Pertengahan tahun 2012 rayuan itu datang lagi, ketika saya antri di sebuah bank XXX, sebut saja namanya BCA.. Eh!, mbak yang ini merayu saya dengan ajibnya.
"Ini tinggal autodebet kok mas, gak terasa deh. Tau-tau nanti kalo meninggal sebelum umur 65 dapat uang tanggungan 160 juta.. Menarik kan mas?"
Sebelum saya ngeles bahwa mending dia yang meninggal duluan, mbak ini terus nerocos! Duuh parfumnya wangi sekali. Kalah deh minyak nyongnyong yang dipakai banci..
Akhirnya saya menyerah lagi..
Urek urek urek! Tanda tangan, dan tiap bulan rekening saya akan diambil dengan suka cita oleh mereka 500 ribu selama 7 tahun, tentu mbak itu akan kebagian jatah untuk beli parfum agar tetap wangi sepanjang hari.
Waktu berlalu..
Kawan-kawan saya sudah sudah hijrah lebih dulu beberapa tahun lalu mengingatkan,
"Sap.. Kalo mau ikut aturan Allah ya harus berani total, meninggalkan apapun yang Allah larang" kata mereka.
Dan mereka satu persatu menutup asuransinya, saya masih bertahan akan mendapatkan minimal 300 juta dari dua asuransi, dengan catatan saya harus mau meninggal dulu sebelum 65 tahun...
Mmmmm... Gitu yaaa
Saya pun mencari info banyak link di Google tentang hukum asuransi ini. Ternyata memang dilarang dalam Islam, karena kertas yang dianggap asset berharga ini mengandung beberapa unsur:
1. Gharar (ketidakjelasan/spekulasi tinggi), nasabah tidak tau kapan dia akan mendapatkan pertanggungan. Klaim bisa terjadi kapan saja.
2. Qimar (unsur judi), pihak asuransi bisa tidak perlu membayar klaim jika tidak terjadi apa-apa, juga bisa saja asuransi membayar berkali-kali jika nasabah sering celaka.
3. Asuransi mengandung riba fadhel (riba perniagaan) dan riba nasiah (riba karena penundaan). Jika pihak asuransi membayar lebih besar kepada pihak ahli waris itu riba fadhel, jika asuransi membayar klaim kepada nasabah namun ada penundaan waktu itu jadi riba nasiah, seolah-olah nasabah memberikan pinjaman uang kepada pihak asuransi.
4. Asuransi termasuk judi dengan taruhan yang dilarang, premi itulah yang jadi taruhannya. Siapa nih yang akan bayar duluan? Nasabah yang lunas tanpa celaka? Atau asuransi yang harus nombok karena nasabahnya celaka terus?
5. Asuransi memakan harta orang dengan jalan yang bathil, pihak asuransi mengambil harta nasabah namun tidak selalu memberikan timbal balik.
6. Asuransi memiliki unsur pemaksaan tanpa sebab yang syar'i, seolah-olah nasabah celaka dulu baru deh dapat uangnya kembali.
Ada kawan lain yang sharing, ketika dia menutup semua asuransinya, lalu pilihan investasi pindah ke emas batangan dan koin dinar emas. Sejak jaman Nabi emas satu-satunya komoditi yang tahan terhadap inflasi.
Di jaman itu harga 1 kambing senilai 1 dinar emas, setelah 1400 tahun berlalu, hari ini harga 1 kambing juga sekitar 1 dinar emas (kurang lebih 1,7 juta). Luar biasa!
Beda dengan uangmu, 2 juta pada tahun 1990 bisa buat beli 1 sepeda motor, tahun 2015 hanya bisa buat beli sepeda tanpa motor! Itulah inflasi yang menggerus uang kita makin tak bernilai.
Saya inget pas SMA dulu tahun 1997 beli mie instan di warung depan harganya 250 rupiah, sekarang harganya sudah 2500.. Naik 10 kali lipat! Padahal sama-sama 1 bungkus. Inflasi kejam sekali.
Saya coba berhitung, jika sebulan saya menabung beli emas 500 ribu sejak 2007 lalu berapa yang akan saya miliki. Gini itungan mudahnya:
Harga Emas rata-rata per gram, cenderung naik jangka panjang, bisa turun juga nilai seperti komoditi lainnya, kayak harga bawang dan cabai di pasar induk.
2007: 200.046
2008: 280.046
2009: 296.534
2010: 350.000
2011: 400.000
2012: 520.000
2013: 510.000
2014: 500.000
2015: 475.000
Setahun saya membayar asuransi 6 juta, jika diurut maka:
Dari asuransi 1
Tandatangan Januari 2007
2007: bisa membeli 30 gram emas
2008: bisa membeli 21 gram emas
2009: bisa membeli 20 gram emas
2010: bisa membeli 17 gram emas
2011: bisa membeli 15 gram emas
Dari asuransi 2
Tandatangan Juni 2012
2012: 6 bulan bisa membeli 6 gram emas
2013: bisa membeli 11 gram emas
2014: bisa membeli 12 gram emas
2015: 6 bulan bisa membeli 7 gram emas
Total saya punya: 139 gram emas batangan!
Dan misal tahun 2015 saya nilai berapa totalnya dengan harga 475.000/gram maka saya punya asset senilai 66 juta!
Kemarin tanggal 28 Juli 2015, dengan langkah tegap hap hap hap.. Saya menuju kantor asuransi, saya mantap pengen menutup dua asuransi saya, bagian dari bersih-bersih diri dari yang haram. Sudah 8 tahun berlalu uang saya diambil oleh mereka, katanya uang saya di investasikan biar jadi berkembang.
Pertama ke kantor Asuransi S*****, Jreng jreng! Dengan senyum manisnya mbak asuransi berkata:
"Bapak kalo menutup asuransi besok yang cair 27 juta.. Silahkan tandatangan disini"
Saya bengong, 8 tahun uang saya mengendap malah rugi 3 juta!
Yowislah.. Tandatangan urek urek urek!! Wong dulu saya juga setuju urek urek.. Haduh!
Kedua ke kantor Asuransi A**, Selama 3 tahun uang saya disedot mereka 18 juta. Tidak ada si mbak yang wangi itu, adanya mas dengan perawakan tinggi dan berewokan.. Hehe
"Karena baru berjalan 3 tahun dari 7 tahun masa kontrak, maka dari 18 juta hanya bisa dicairkan 5 juta pak"
Saya bengong lagi.. Saya "kalah judi" 13 juta!!
Dan 8 tahun saya ikut dua asuransi, saya rugi 16 juta, tidak ada manfaat yang saya dapatkan kecuali saya rela mati duluan.. Maka Pihak asuransi yang kalah judi 150 juta x 2 asuransi.
Aaah.. Seandainya dulu saya ikut nasehat teman nabung di emas, uang saya malah akan bertahan dari inflasi, dari 48 juta jadi bernilai 66 juta.. Dan saya bakal pegang fisik! Ada emasnya yang bisa saya jual sewaktu-waktu, tinggal lari ke toko emas! Bukan hanya paper asset, segepok surat asuransi yang pasal-pasalnya sudah bikin pusing membacanya.
Ikuti aturan Allah, jangan dilawan.. Itu pesan yang saya dapatkan.
Pasti ada pertanyaan, tapi kalo kita sakit kan mas gak punya asuransi gak ada yang bayari?
Naaah.. Itulah salah mental kita!
Sudah ngeremehin Allah yang Maha Pemberi Rezeki, padahal Allah Ta’ala sendiri yang menjanjikan,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”
(QS. Ath Tholaq: 2-3)
Saya makin kaget baca berita kemarin, program BPJS kesehatan resmi dari pemerintah sudah mendapat cap haram dari MUI karena alasan-alasan yang sama dengan asuransi mengandung unsur gharar, maisir dan riba. Baca beritanya disini ►http://m.okezone.com/read/2015/07/28/337/1186368/program-bpjs-kesehatan-tak-sesuai-syariat-islam?=utm_source=br
Terus gimana mas? Masak kita hanya pasrah saja?
Hei bro! Sis! Kalo dah yakin sama Allah ya harus yakin Allah bakal kasih solusinya? Dari rejeki kita dijamin, dari cara-cara kita berbisnis dan menabung yang lebih diridhoi oleh Allah, dan diatur oleh agama.
Bukankah ini yang KITA JANJIKAN pada Allah sehari minimal 5 kali dalam sholat kita?
"Inna sholati wa nusuki wa mahyayaa wa mamati lillahirobbil'alamiin"
(Sesungguhnya sholatku, ibadahku, HIDUPKU dan MATIKU hanya untuk ALLAH Tuhan Semesta Alam)
Masih mau ngeles bagaimana lagi?
@Saptuari

Bagaimana menurut pendapat pembaca sekalian?
Penulis sendiri menganggap ada betulnya juga tulisan ini, walaupun mungkin tidak seratus persen betul. Kenapa?
Karena saya juga pernah gabung di Asuransi P****. Karena basicnya unitlink maka asuransinya adalah investasi + asuransi, selain menabung juga kita dapet proteksi. Lalu bagaimana dengan nilai investasinya? Dikemanakan uang kita akan di investasikan? Itu tergantung saat kita mau bergabung, untuk jangka panjang menengah atau pendek? Biasanya ada pilihan misal untuk jangka pendek uang kita akan diasuransikan ke emas, jika jangka panjang akan diinvestasikan ke Saham. Kurang lebih begitu...
Mungkin yg dimaksud pak saptuari diatas adalah asuransi jiwa murni.. atau mungkin asuransi unit link yg konvensional? Karena yang dibahas juga dilihat dari sisi Halal-Haramnya.
Tapi entahlah.. karena bapak ini tidak menjelaskan produk asuransi apa yang ia maksud.. padahal bentuk dan produk asuransi saat ini ada banyak.. 

Yaah semua kembali kepribadi masing-masing karena resiko ditanggung sendiri. DO WITH YOUR OWN RISK. gitu katanya. ™ђёe..ђёe..ђёe..ђёe..™. Yang jelas setiap orang pasti punya niat baik ketika menulis sesuatu..

Salam blogger Sukses Selalu
Baca Selengkapnya » No comments

Akhirnya Saya Memilih Polis Asuransi Syariah dari Prudential

Penulis : Pada Hari : Saturday 21 February 2015 | Jam : 22:21
Beberapa kali saya ditawari oleh teman saya yang seorang agent asuransi prudential untuk memiliki asuransi. Dia pun selalu membicarakan manfaat-manfaatnya kepada saya, mulai dari A - Z semua dijelaskan. Namun pada waktu itu saya belum tertarik sama sekali karena saya menganggap asuransi tidak penting, bahkan guru ngaji mengatakan bahwa asuransi itu haram.

Semenjak itu mulai lah saya berburu informasi mengenai seluk beluk asuransi, terutama melalui google, saya menemukan berbagai opini dari masyarakat, baik nasabah, agent, bahkan dari seorang Ustadz.

Aklhirnya setelah saya mencari-cari informasi tentang asuransi, bahkan saya sampai membuat blog yang membahas tentang asuransi. saya pun mulai tertarik untuk memiliki polis asuransi. Saya mulai berfikir untuk mnyiapkan masa depan saya yaitu dengan menabung. pernah berfikir untuk mempunyai beberapa rekening tabungan di Bank, namun saya menganggap jika menabung di Bank ada beberapa kekurangan, pertama bisa diambil kapanpun, artinya jika sewaktu-waktu saya butuh bisa saya ambil kapan saja, sulit untuk berkomitmen menabung dibank dan uangnya tidak diambil dalam jangka waktu yang panjang, sedang jika di Asuransi jangka waktu pengambilan uangnya adalah jangka panjang. ke dua jika terjadi sesuatu pada diri saya (amit-amit) kemungkinan besar saya harus mengeluarkan uang tabungan saya atau bahkan tidak dapat melanjutkan menabung.

Awal Bulan Desember 2014 yang lalu pun saya menghubungi teman saya yang seorang agen asuransi, sya minta dia buatkan ilustrasi, akhirnya dia pun membuatkan ilustrasi dan mempresentasikannya kesaya. Akhirnya saya pun menyetujui dan memutuskan langsung mengisi form SPAJ yang dia bawa dan saya pun akhirnya mempunyai polis asuransi syariah dari Prudential.
Baca Selengkapnya » No comments

Asuransi Syariah Haram atau Halal?

Penulis : Pada Hari : Wednesday 29 October 2014 | Jam : 16:19
Mungkin sampai saat ini banyak dari kalangan muslim masih banyak yang bingung mengenai hukum mengikuti Asuransi, sekalipun Asuransi tersebut Asuransi Syariah, banyak yang masih ragu apakah Asuransi Syariah yang ditawarkan beberapa perusahaan Asuransi tersebut benar-benar halal atau tidak? Walaupun sudah ada fatwa dari DSN MUI yang menghalalkan Asuransi Syariah ternyata masih banyak juga muslim di Indonesia yang ragu tentang kehalalan mengikuti asuransi tersebut,

Walaupun fatwa DSN MUI menyatakan bahwa Asuransi Syariah Halal, ternyata masih banyak pihak lain yang menganggap Asuransi Syariah adalah haram,hal ini terkait karena perbedaan khilafiah. Masih banyak perbedaan pendapat diantara para ulama-ulama yang menghalalkan dan mengharamkan. Ustad Ahmad Sarwat. LC., MA, dari Rumah Fiqih Indonesia dikutip dari website rumahfiqihdotcom, beliau berpendapat bahwa apa yang telah dihalalkan oleh DSN MUI, masih ada celah-celah yang terbuka untuk diperdebatkan, diantaranya adalah:

1. Perbedaan Pandangan karena Khilafiah

Harus kita ketahui bahwa setiap hukum yang difatwakan di masa sekarang ini, apalagi menyangkut bab-bab muamalat kontemporer, hampir bisa dipastikan selalu ada wilayah khilafiyah.

Sejak awal para ulama sudah berbeda pandangan tentang dua akad yang berbeda dalam satu transaksi, sebagian menghalalkan dan sebagian mengharamkan. Dalam hal ini, mazhab DSN nampaknya cenderung kepada yang menghalalkan. Dan hampir semua produk akad-akad modern versi DSN bertumpu pada kebolehan akad ganda dalam satu transaksi.

Padahal perlu dicatat bahwa di sebelah sana, masih ada para ulama yang mengharamkan dua akad atau lebih dalam satu transaksi. Dan tidak sedikit para fuqaha nasional atau international yang masih berbeda pandangan dengan apa-apa yang dihalalkan oleh DSN. 

Bahkan di dalam tubuh DSN sendiri sebelum keputusan final dibuat, masih sangat terbuka kemungkinan terjadinya perbedaan pendapat di antara sesama anggotanya. Apa yang diputuskan oleh DSN itu tidak ujug-ujug merupakan keputusan bulat yang dibuat dalam tempo lima menit. Sebelum sampai kesana, ada perdebatan alot dan panjang, dimana kalau diperiksa satu per satu, masih banyak tokoh-tokoh di dalamnya yang agak keberatan. 

Tetapi karena harus ada satu wajah dalam fatwa, akhirnya palu diketuk, meski masih menyisakan perbedaan pendapat internal yang ekstrim. Cuma kita sebagai orang awam dan orang luar, tentu tidak dikasih bocoran khilafiyah internal DSN. 

Maka kalau ada pendapat yang masih mengharamkan, kita bisa mafhum dan maklum. Itu adalah hal yang biasa dan lazim, tidak perlu terkaget-kaget dengan perbedaan istimbath hukum.

Kurang lebih duduk perkaranya mirip dengan status zakat-zakat kontemporer hasil karangan ulama masa kini. Dahulu para fuqaha tidak pernah bicara tentang zakat profesi, zakat perusahaan, zakat transaksi jual-beli dan sejenisnya. Saat ini, zakat-zakat itu tiba-tiba seperti kewajiban yang turun dari langit sebagaimana turunnya wahyu. Padahal cuma produk ijtihad segelintir orang, dimana belum tentu seluruh pihak setuju dengan keberadaannya.

Jadi meski sudah difatwakan oleh lembaga sekelas DSN, atau tokoh ustadz selevel 'ELCE' jebolan fakultas syariah LIPIA, tetap saja pintu khilafiyah masih terbuka lebar. Ijtihad mujtaihd profesional selevel Al-Imam Asy-Syafi'i saja masih meninggalkan perbedaan, apalagi cuma Lc LIPIA. 

Padahal Al-Imam Asy-Syafi'i itu berstatus mujatahid mutlaq mustaqil, di atas beliau sudah tidak ada lagi hirarki mujtahid yang lebih tinggi. Karena beliau memang sudah yang paling tinggi. Walau pun begitu, beliau tidak memaksakan pendapatnya dan masih juga membuka lebar-lebar kepada setiap orang untuk menyelisihinya.


2. Ketidak sesuaian teori dengan praktek

Di sisi lain, kasus yang terjadi bukan karena faktor perbedaan pendapat fiqhiyah, melainkan terjadinya 'penyimpangan' antara fatwa DSN dengan praktek langung di lapangan.

Misalnya, DSN memfatwakan halal dengan syarat kalau begini dan begini. Ternyata di lapangan yang dipakai cuma fatwa halalnya, sedangkan syarat-syaratnya tidak dipenuhi. Maka jadilah kasus pemelintiran fatwa yang fatal. 

Dan sayangnya, belum ada perangkat pengawasan praktek syariah yang bersifat profesional dan independen, serta mengetahui dengan detail bentuk-bentuk pelanggaran dalam prakteknya. 

Meskipun setiap bentuk produk disyaratkan harus ada Dewan Pengawas Syariah (DPS), sayangnya masih belum optimal dalam pelaksanaannya. Sebab seringkali sisi profeionalitas dan independensi pihak DPS sendiri masih juga dipertanyakan. 

Maka jangan kaget kalau banyak masyarakat yang tetap saja masih ragu dengan kehalalan berbagai produk keuangan syariah.


Ustadz Sidiq al Jawi dari Hizbut Tahrir Indonesia, berpendapat bahwa Hukum Asuransi Syariah adalah Haram, karena 4 (empat) alasan sbb : Pertama, dalil hadis Asy’ariyin yang digunakan tak tepat. Sebab dalam hadis tersebut, bahaya terjadi lebih dahulu, baru terjadi proses ta’awun (tolong menolong). Sedang pada asuransi syariah, ta’awun dilakukan lebih dahulu, padahal bahayanya belum terjadi sama sekali. Menurut Syaikh ‘Atha` Abu Rasyta, menggunakan hadis Asy’ariyin sebagai dasar asuransi syariah adalah istidlal yang keliru. (Ajwibatu As`ilah, 7/6/2010).

Kedua, akad hibah (tabarru’) dalam asuransi ayariah tak sesuai dengan pengertian hibah. Sebab hibah dalam pengertian syar’i adalah memberikan kepemilikan tanpa kompensasi (tamliik bilaa ‘iwadh). (Imam Syaukani,Nailul Authar, Bab Hibah, Beirut : Dar Ibn Hazm, 2000, hlm. 1169). Sementara dalam asuransi ayariah, peserta asuransi memberikan dana hibah, tapi mengharap mendapat kompensasi (‘iwadh / ta’widh), bukannya tak mengharap. Ini sama saja dengan menarik kembali hibah yang diberikan yang hukumnya haram, sesuai sabda Nabi SAW,”Orang yang menarik kembali hibahnya, sama dengan anjing yang menjilat kembali muntahannya.” (HR Bukhari & Muslim). (Yahya Abdurrahman, Asuransi dalam Tinjauan Syariah, hlm. 42).
Ketiga, tak sesuai dengan akad dhaman (pertanggungan) dalam fiqih Islam. Sebab pada asuransi syariah, hanya ada dua pihak, bukan tiga pihak sebagaimana dhaman. Dua pihak tersebut: Pertama, penanggung (dhamin), yaitu peserta asuransi; kedua, pihak yang mendapat tanggungan (madhmun lahu), yaitu juga para peserta asuransi. Jadi dalam asuransi syariah tak terdapat pihak ketiga, yaitu pihak tertanggung (madhmun anhu).
Keempat, terjadi penggabungan dua akad menjadi satu akad (uqud murakkabah, multiakad), yaitu penggabungan akad hibah, akad ijarah, dan akad mudharabah. Padahal multiakad telah dilarang dalam syariah. Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud RA bahwa Nabi SAW melarang dua kesepakatan (akad) dalam satu kesepakatan (akad). (HR Ahmad, hadis sahih). (Taqiyuddin Nabhani, Al Syakhshiyah Al Islamiyah, 2/308).Wallahu a’lam.(Ustadz Siddiq al Jawi)
Terlepas dari perbedaan pendapat dikalangan Ulama Fiqih, tentu kita sebagai seorang muslim yang baik tidak perlu mendebat pendapat siapa yang benar dan pendapat siapa yang salah.. Kita harus menghargai perbedaan pendapat diantara kita, namun kita harus juga terus belajar dan mengkajinya apakah pendapat yang selama ini kita anut memang sudah benar atau keliru, Maka diskusi dan duduk bersama mencari jawaban terbaik adalah hal yang lebih penting dari pada memaksakan pendapat yang kita. Sekian Semoga bermanfaat.

Baca Selengkapnya » No comments

Analis Iklan Asuransi Prudential dan Allianz

Penulis : Pada Hari : Tuesday 28 October 2014 | Jam : 21:07
Iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya pariwara adalah promosi benda seperti meja baru, jasa seperti kantor pos,tempat usaha dan ide yang harus dibayar oleh sebuah sponsor. Pemasaran melihat klanik sebagai bagian dari strategi promosi secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk publisitashubungan masyarakatpenjualan, danpromosi penjualan.

Iklan sendiri merupakan bagian dari promosi, yang terbagi menjadi 2 yaitu Below The Line dan Above The Line. Dalam berbagai tulisan, perbedaan antara ATL dan BTL adalah terkait dengan Audiense dan interaksi kepada khalayak.

Iklan TV sendiri termasuk dalam kategori ATL karena memiliki jangkauan audiense yang luas, dan tidak ada interaksi langsung dengan audiense.

Ada yang menarik baru-baru ini, terutama iklan produk Asuransi, ada 2 perusahaan yang terlihat intens beriklan akhir-akhir ini yaitu perusahaan asuransi Prudential dan Asuransi Allianz. Jika anda sering menyimak iklan TV maka kita akan sering melihat iklan kedua perusahaan tersebut. Tentu saja jelas kedua perusahaan mempunyai tujuan dalam beriklan, salah satunya adalah meningkatkan jumlah nasabah maupun mempertahankan nasabah yang sudah ada. Prudential sebagai perusahaan Asuransi Market Leader di Indonesia tentu berambisi untuk terus menjadi yang terbaik di indonesia, melihat pesaingnya begitu intens melakukan promosi melalui media TV tentu membuat Prudential merasa "gerah" karena bisa saja karena iklan tersebut mereka kehilangan calon nasabahnya.

Namun jika diperhatikan ada perbedaan pengambilan tema atau konsep iklan dari kedua perusahaan asuransi tersebut. Jika pada Iklan Allianz lebih berisi tentang mempercayakan masa depan kepada Allianz sedang Prudential lebih menjual seorang "Agent" asuransinya. Cukup Menarik bukan? 
Agent adalah sebutan lain dari seorang marketing asuransi, tugas seorang marketing asuransi tidak hanya fokus terhadap penjualan saja namun juga bertugas menjadi seorang "customer service" dimana ketika nasabah asuransi mengalami kesulitan atau membutuhkan bantuan untuk "klaim" misalnya maka seorang agent wajib membantu nasabah tersebut mulai dari awal hingga akhir. Bahkan tak jarang seorang agent asuransi harus menunggu sang pasien dan mengunjungi sang pasien yang menjadi nasabahnya seperti keluarganya sendiri. Itulah yang coba digambarkan dari iklan terbarunya Asuransi Prudential, menggambarkan bahwa agent Prudential adalah seorang yang setia menemani dikala suka dan duka, ketika terjadi musibah dan harus dirawat dirumah sakit nasabah tidak perlu repot-repot mengantri dan bolak-balik mengantri hanya untuk mengurusi klaim.

Kenapa Prudential memiliki ide beriklan seperti itu? tentu dari setiap pemilihan ide iklan ada alasan-alasan tertentu, ada beberapa alasan yang mungkin digunakan dalam pengambilan konsep iklan tersebut. salah stunya adalah sbb:
Seorang agent asuransi hanyalah manusia biasa, tentu tidak semua orang bersifat baik, begitu juga seorang agent. Dari sekian banyak agent asuransi, entah Prudential, Allianz ataupun yang lainnya tentu ada beberapa agent yang nakal, yang tidak peduli dengan nasabahnya. Ketika Nasabah ingin klaim, agent tersebut terkesan tidak peduli, entah mungkin karena sibuk dengan yang lain atau memang agent tersebut hanya mementingkan "kejar setoran" dari pada mengurus nasabahnya. Tentu Manajemen dari Prudential tidak ingin akibat ulah beberapa "oknum" agentnya yang nakal mereka kehilangan nasabah.  

Bersambung..
Baca Selengkapnya » No comments

Tiga hal Penting Asuransi Syariah

Penulis : Pada Hari : Tuesday 24 September 2013 | Jam : 17:53
Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit menjelaskan 3 hal penting mengenai perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional. Mungkin bagi umat muslim adalah hal yang mutlak harus memiliki Asuransi Syariah karena hukumnya adalah wajib. Asuransi konvensional dalam agama Islam sangat dilarang karena terdapat tiga unsur yang tidak boleh dijalankan oleh orang Islam, yaitu: Gharar, Riba dan Maisir. Lalu bagaimana dengan non muslim? apakah non muslim boleh memiliki Asuransi Syariah? Tentu saja sangat diperbolehkan. Pertanyaannya apa alasan mereka memilih Asuransi Syariah?

Bagi umat non muslim tentu tidak ada masalah jika mereka memiliki Asuransi Konvensional, karena tidak ada larangan untuk hal itu, lalu apa alasan memilih Asuransi Syariah ? ada 3 alasan secara umum mengapa mereka Asuransi Syariah.


  1. Sistem: Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut: Dalam Asuransi Syariah terdapat yang namanya surplus sharing, yaitu pembagian dana sisa yang terkumpul. Contoh mudah: Jika Asuransi diibaratkan arisan, ada 5 orang peserta + 1 orang sebagai pemegang uang arisan. Jika diasumsikan akan ada 3 orang yang sakit dari 5 orang tersebut dan mereka diberi santunan sebesar 100rb / orang. Maka dana yang dikumpulkan para peserta adalah 300rb dibagi 5 orang. Namun pada kenyataannya yang sakit hanya ada 1 orang, sehingga terjadi kelebihan dana sebesar 200rb. Jika yang konvensional maka dana sisa tersebut menjadi milik pemegang uang arisan. Anda sudah paham?  jika anda sudah paham pilihannya kembali ke diri anda masing-masing, saya disini tidak memaksa anda untuk memiliki Asuransi Syariah, saya hanya sharing saja tentang apa yang saya ketahui.
  2. Investasi: Dari segi investasi memang terlihat yang konvensional lebih tinggi kenaikannya sehingga lebih menguntungkan, namun perlu diketahui dalam invetasi ada hukum yang namanya Hight Risk = Hight Return. Jika kenaikannya sangat tinggi maka saat terjadi penurunan pun akan sangat turun sekali. Sedangkan pada investasi syariah sifat kenaikan nilai investasinya cenderung sedang-sedang saja, namun jika terjadi penurunan pun sedang-sedang saja atau tidak terlalu drastis. anda paham? Pilihan dikembalikan di tangan anda.
  3. Charity: Ada 2 keuntungan yang didapat di Asuransi konvensional, yang biasa orang sebut adalah 2 in 1 atau 2 keuntungan dalam 1 produk, yaitu investasi dan proteksi. Namun dalam Asuransi Syariah karena sifatnya yang tolong-menolong maka di dalam asuransi syariah mengandung unsur charity. Jika konven 2 in 1 maka yang syariah memiliki keunggulan 3 in 1 yaitu Proteksi, investasi dan Charity. 
Hanya itu saja yang dapat saya sharing kepada para pembaca semua, semoga bermanfaat.
Apabila pembaca yang budiman  ingin mengetahui lebih lanjut tentang asuransi syariah silahkan hubungi saya melalui email di andry.ichiro@gmail.com atau melalui klik konsultasi keuangan disini
Baca Selengkapnya » No comments

Konsultasi Keuangan Gratis

Penulis : Pada Hari : Wednesday 18 September 2013 | Jam : 21:02
Baca Selengkapnya » No comments
Yang namanya musibah kita tidak pernah tau kapan akan datang, itulah pentingnya asuransi, sedia payung sebelum hujan, prudential telah membuktikan sebagai asuransi terbaik, sungguh luar biasa.

Ahmad Dhani merasakan betul manfaat asuransi. Ia tak perlu pusing menutupi biaya Rumah Sakit yang mesti dikeluarkannya untuk perawatan AQJ yang kini dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta. AQJ mengalami kecelakaan di Tol Jagorawi, 8 September 2013.

"Alhamdulillah, biaya perawatan Dul di-cover Asuransi Prudential ucap Dhani, berita selengkapnya baca disini yang diperoleh dari media online tribunnews.com.

Saat ini masih banyak orang yang meremehkan asuransi, mereka menganggap bahwa asuransi tidak penting, karena mereka merasa diri mereka baik-baik saja. Atau mereka menganggap percuma mepunyai asuransi karena mereka hanya menerima manfaatnya hanya pada saat mereka mengalami musibah saja (terjadi sakit).

Padahal Asuransi itu diibaratkan adalah seperti sebuah "gembok" atau "satpam" yang ada dirumah kita, buat apa kita memiliki "satpam"? tentu saja karena kita tidak ingin rumah kita kemalingan. Lantas apakah kita tidak ingin menggunakan gembok lagi atau memecat satpam rumah kita lantaran rumah kita tidak pernah kemalingan? kita merasa rugi karena sudah membayar mahal satpam tapi rumah kita aman-aman saja? tentu saja tidak, karena satpam berfungsi sebagai pencegahan jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Begitu juga dengan asuransi, asuransi bermanfaat bagi kita untuk pencegahan agar disaat kita mengalami musibah atau hal-hal yang tidak diinginkan dapat di cover oleh asuransi tersebut.

Contoh yang real adalah seperti yang terjadi pada anak seorang musisi terkenal AQJ, Ahmad Dhani tentu tidak ingin terjadi apa-apa dengan anak kesayangannya. karena dia sayang dengan anaknya maka dia mengasuransikan anaknya, dengan harapan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan Asuransi dapat mengurangi beban dirinya. Dalam hal ini Ahmad Dhani memilih Prudential, perusahaan Asuransi terbesar dan nomor 1 di Indonesia. ingin lebih jelas berita tentang Ahmad Dhani? klik disini

Jika saudara berkeinginan memiliki Asuransi Prudential, kami siap membantu saudara, silahkan klik banner konsultasi atau klik disini.

Semoga bermanfaat.
Baca Selengkapnya » 2 comments

Konsultasi Keuangan Gratis

Follow Me :)

Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts

 

FATWA MUI

FATWA MUI